Januari 2007 kepergian my beloved papah. he was a great father i ever
had. beliau adalah inspirasi ku tuk menjadi seorang yang berguna.
benar-benar terpukul hati ini setiap membayangkan beliau telah tiada.
tidak sempat saya bicara, tidak sempat saya minta maaf kepadanya, tidak
sempat saya melihat beliau tertawa dengan canda guraunya, senyumnya yang
begitu lucu dengan gigi yang ompong. hehe..
saya berada di Bandung untuk study.
ketika
itu seminggu sebelum beliau meninggal, saya sedang berlibur di Sukabumi
bersama teman teman lainnya. tidak ada firasat apa. padahal, sehari
sebelum beliau meninggal, ayah temanku sempat menanyakan kondisi
papahku. yah saya bilang sehat walafiat. pada tanggal 29 Oktober pukul
setelah Isya saya sampai di rumah Bandung. saya begadang nonton tv dan
membaca buku AA Gym. sampai pukul 4 pagi. lalu pukul 5.30 pagi keluarga
di lampung menghubungi ke rumah Bandung mengabarkan bahwa papah
meninggal. Adik saya ke 3 membangunkan saya sambil menanggis. beliau
memberitahu berita tersebut. spontan saya kaget dan langsung menjerit.
sehingga semua tetangga termasuk bu RT menghampiri kami. menyesal dan
menangis adalah kondisi saya pada saat itu. dengan menghubungi beberapa
sahabat saya. tidak sempat membeli tiket pesawat, teman saya Redy
mengantar kami Langsung pulang ke lampung. jam 9 pagi dari Bandung
sampai di Lampung pukul 4.15 sore. sangat cepat pada saat itu.
saat
sampai di lingkungan perumahanku, benar ku melihat ada bendera kuning
(sebagai tanda duka). ku berlari mengarah ke rumah sambil menangis dan
berteriak 'papah'. ku cium wajahnya, dan ku cium kakinya. badanku lemas
sangat, tiada henti-hentinya ku menangisinya. tiada hentinya ku pandangi
wajahnya. papah ku ganteng. tersenyum dengan berdiam tanpa roh di
tubuhnya. ku melihat sekeliling. subhanallah, semua orang menyayanginya,
sungguh ramai mereka yang ingin mengantar jasad papah saya untuk yang
terakhir kalinya. bayangkan. melebihi 8 sab shalat mayat di masjid
Baiturahman yang cukup besar. sudah seperti tamu undangan resepsi
pernikahan yang hadir. saya Bangga pada papah. dia sosok seorang yang
baik dimata teman-temannya. tidak neko-neko pada masa hidupnya. bahkan
saya tidak menyangka banyak anak-anak (anak kecil) pun hadir dan merasa
kehilangan.
papah adalah pahlawanku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar