Senin, 23 September 2013

My Last Father Is My Hero

Januari 2007 kepergian my beloved papah. he was a great father i ever had. beliau adalah inspirasi ku tuk menjadi seorang yang berguna. benar-benar terpukul hati ini setiap membayangkan beliau telah tiada. tidak sempat saya bicara, tidak sempat saya minta maaf kepadanya, tidak sempat saya melihat beliau tertawa dengan canda guraunya, senyumnya yang begitu lucu dengan gigi yang ompong. hehe..
saya berada di Bandung untuk study.
ketika itu seminggu sebelum beliau meninggal, saya sedang berlibur di Sukabumi bersama teman teman lainnya. tidak ada firasat apa. padahal, sehari sebelum beliau meninggal, ayah temanku sempat menanyakan kondisi papahku. yah saya bilang sehat walafiat. pada tanggal 29 Oktober pukul setelah Isya saya sampai di rumah Bandung. saya begadang nonton tv dan membaca buku AA Gym. sampai pukul 4 pagi. lalu pukul 5.30 pagi keluarga di lampung menghubungi ke rumah Bandung mengabarkan bahwa papah meninggal. Adik saya ke 3 membangunkan saya sambil menanggis. beliau memberitahu berita tersebut. spontan saya kaget dan langsung menjerit. sehingga semua tetangga termasuk bu RT menghampiri kami. menyesal dan menangis adalah kondisi saya pada saat itu. dengan menghubungi beberapa sahabat saya. tidak sempat membeli tiket pesawat, teman saya Redy mengantar kami Langsung pulang ke lampung. jam 9 pagi dari Bandung sampai di Lampung pukul 4.15 sore. sangat cepat pada saat itu.
saat sampai di lingkungan perumahanku, benar ku melihat ada bendera kuning (sebagai tanda duka). ku berlari mengarah ke rumah sambil menangis dan berteriak 'papah'. ku cium wajahnya, dan ku cium kakinya. badanku lemas sangat, tiada henti-hentinya ku menangisinya. tiada hentinya ku pandangi wajahnya. papah ku ganteng. tersenyum dengan berdiam tanpa roh di tubuhnya. ku melihat sekeliling. subhanallah, semua orang menyayanginya, sungguh ramai mereka yang ingin mengantar jasad papah saya untuk yang terakhir kalinya. bayangkan. melebihi 8 sab shalat mayat di masjid Baiturahman yang cukup besar. sudah seperti tamu undangan  resepsi pernikahan yang hadir. saya Bangga pada papah. dia sosok seorang yang baik dimata teman-temannya. tidak neko-neko pada masa hidupnya. bahkan saya tidak menyangka banyak anak-anak (anak kecil) pun hadir dan merasa kehilangan.

papah adalah pahlawanku.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar